Dalam perkembangannya uang kertas memiliki nilai nominal yang lebih tinggi dari pada uang logam. Sesuai dengan tujuan utamanya: uang kertas untuk transaksi dalam jumlah besar, sedangkan uang logam untuk transaksi kecil yang kenyataannya memang transaksi kecil lebih sering terjadi. Untungnya uang logam mempunyai sifat tahan lama dan bentuk fisik kuat. Jadi meskipun sering digunakan, kesana-kesini dipindahtangankan tidak mudah rusak.
Namun karena terjadi inflasi, uang kertas nominal besar pun mengalami penurunan daya beli. Seandainya dulu beli segelas kopi bisa dengan sekeping uang logam, sekarang harus berkeping-keping. Rasanya tidak efisien, akhirnya banyak yang memilih menggunakan uang kertas yang memang nilainya sudah merosot hingga pas untuk transaksi sekecil itu. Alhasil karena bahan pembuatannya yang dari kertas, maka uang tersebut pun cepat rusak seperti contoh-contoh berikut ini misalnya.
Empat Macam Kerusakan Uang Kertas Yang Sering Terjadi Di Indonesia
1. Uang lobang2. Uang Isolasi
Maksud dari uang ini adalah. Uang ini udah terbelah, gan. Dan mungkin yang nerima enggak mau. Untuk mengatasinya digunakan isolasi untuk membuat bentuk menjadi kembali seperti semua.
3. Uang Kelipet – lipet
4. Uang Tulisan
Itu uang apa kertas buram penuh banget sama tulisan – tulisan ada yang berupa nomor telpon, hitung-hitungan atau sebagainya.
Sangken banyaknya 4 Jenis Peristiwa Uang Rusak Yang Sering Terjadi Di Indonesia seperti di atas, membuat kita entah sengaja atau tidak sengaja sering mendapatkannya. Entah dari uang kembalian saat beli sesuatu ataupun saat dibayar dan hutang dari orang lain. Kalau digunakan untuk membeli, sebagian toko/warung ada yang menerima dan sebagian lagi menolak tergantung tingkat kerusakannya. Kalau kita punya uang rusak sudah tidak layak pakai lagi dan tidak laku di mana-mana, solusinya tukarkan uang tersebut ke BI. Baca info dan caranya di Syarat Penukaran Uang Rusak di Bank Indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar